cerpen


« Home


Sorrow..

oleh : Humaidi Hambali
Jakarta , juni 2008

Kupandangi wajah manis Nida yang merunduk sedih, kulihat matanya berkaca-kaca, saat aku pamit ingin masuk ke sebuah pondok tahfidz di Jakarta, memang tidak mudah untuk menjauh dari seseorang yang amat kita sayangi, apalagi aku dan Nida sudah pacaran selama 3 tahun, sebuah perjalanan waktu yang tidak sebentar .
“Nid, sabar yah… paling ngga’ untuk satu tahun ini, atau beberapa bulan kita ngga’ bisa ketemuan dulu, aku pikir ini cara yang terbaik agar aku bisa konsen untuk menghafal al-qur’an, kan nantinya buat kita juga, aku malu Nid, berpacaran sama kamu yang hafal qur’an, dan orangtuamu kan ingin punya menantu yang setara denganmu, makanya aku ingin menghafal al-qur’an, dan stelah itu insyaallah aku mau ke Mesir, aku hanya minta, restu dan izin darimu, semua kulakukan untukmu”
bujukku pada Nida, tapi ia seperti biasa, hanya bisa tertunduk diam, kulihat titik-titik bening perlahan menetes dari matanya yang indah. Ah … aku jadi ikut sedih melihatnya .
***
Bandara Soekarno Hatta, September 2004
Hari ini hari yang paling bahagia sekaligus hari yang paling menyedikan, bahagia karena aku harus pergi meneruskan studiku di Negri Pyramid, Mesir, sedih karena aku harus berpisah dengan orang-orang yang sangat aku sayangi dan cintai, keluarga besarku, dan bidadariku Nida, kulihat Ibuku mukanya pucat, airmata tak henti2nya menetes dari kelopak matanya yg mulai mengkerut , aku pun tak tega melihatnya, sementara Bapak ia terlihat lebih tenang, sementara di pojok sana Nida, hanya tertunduk. Aku hampiri dia, kucoba untuk menghiburnya, ia mulai bicara dengan suara sendu karena menahan sedih
“ Ran ..kamu sering kasih kabar yah .. disana”
“tenang aja Nid.. aku akan slalu kasih kabar ke kamu”
jawabku untuk mencoba menenangkannya, sambil kuberikan sebuah gelang. Yang ia pernah lihat di Mall, waktu itu aku bilang aku tidak punya uang untuk membelikannya. Padahal itu Cuma pura2, dan akan aku berikan tepat pada waktunya.
***
Kairo, Mei 2008
Aku bingung ujian masih beberapa madah lagi, ditambah masalah Nida, akhir2 ini nggak pernah membalas sms yang aku kirim, yah .. paling ngga’ ngasih kabar , cm sekali kemarin minta do’a mau MTQ nasional, hmm .. tapi biarlah mungkin dia terlalu sibuk, aku juga ingat pesan dia, kalau ini semua demi aku dan dia nantinya ..
“ham .. ada waktu nggak, kalau ada, kita minum ashir mangga di depan, mau curhat neh”
aku kirim sms sama hamdi, yah .. kayaknya cuma dia yang bisa aku mintain pendapat tentang masalah ini, selain aku sudah sangat akrab dengannya, dia juga pendapatnya lumayan.
“Aku bingung neh ham, gmn yah Nida ko’ jd berubah begitu”
aku mulai percakapan yang agak serius pada hamdi, sambil kuseruput ashir mangga.
“lah kamu tuh gmn sih Ran, kalau masih cinta yah .. pertahanin aja, “
jawab hamdi sambil menghisap sebatang rokok Cleopatra kesukaannya,
“iya..seh aku masih cinta banget, tapi masa buat sms aja dia udah engga’ punya waktu buat aku”
“udah Ran, sekarang konsentrasi ke ujian aja, nanti aja itu dipikirnya setelah ujian selesai, kamu udah tingkat 3 kan, tanggung bentar lagi, bawa santai dulu, jangan terlalu dipikirin”
yah ..aku pikir juga memang begitu baiknya, tapi entah mengapa, bayang-bayang wajah Nida, akhir-akhir ini selalu menghantuiku, aku jadi khawatir sama dia. Ya… Allah lindungi dia, jauhkan dia dari segala mara bahaya… Amien ..do’aku dalam hati, mencoba hilangkan resah yang menyelimuti jiwaku.
Aku coba menghubungi Nida lewat sms, yah .. aku hanya ingin mengucapkan selamat ulang tahun, karena besok dia ultah, sudah hampir 7 tahun aku selalu menjadi orang pertama yg mengucapkan selamat, karena aku slalu menelponnya tepat ketika jarum jam berada di angka 12, tapi sekarang sepertinya percuma, aku sudah beberapa kali sms, tidak dibalasnya, telponku pun adiknya yg angkat, tapi adiknya Cuma bilang nggak ada apa-apa, cepat2 pulang keindonesia, kalau bisa, Cuma itu, aku pun mencoba menghilangkan buruk sangka terhadap Nida, aku kembali teringat kata-katanya “ tolong mengerti, semua ini aku lakukan buat kita nantinya”, hanya kata-kata sakti itu yg membuat aku kembali lebih semangat, dan percaya padanya.
Sore ini aku jalan-jalan menikmati pemandangan sungai Nil, karena tepat hari ini ujianku selesai, ah … akhirnya.., indah memang, ketika matahari pamit, sekawanan burung bermesraan di angkasa, anak2 kecil berlarian entah mengejar apa, tiba-tiba ponselku berbunyi, kuperhatikan number yg tertulis adalah private number, sepertinya dari Indonesia pikirku,
“halo… assalamu’alaikum, siapa ini yah”
tanyaku karena aku penasaran, orangtuaku jarang sekali menelponku,
“sehat yah..Ran.? ini Bapak, Bapaknya Nida”
“oh ..ada apa Pak, kok tumben nelpon, ada apa dengan Nida?”
“enggak ada apa-apa Ran, Nida baik2 aja kok, begini Ran, kamu kan sudah lama sekali pacaran sama Nida, Bapak Cuma mau minta izin, ehm ..Nida kan Kuliahnya sudah selesai di PTIQ, terus umurnya kan sudah cukup”
perasaanku mulai tidak enak, keringatku tiba2 mengucur deras dari pori-pori kulitku, jantungku berdebar hebat, bagaikan bom waktu yang siap meledak,
“ terus kenapa Pak”
tanyaku dengan suara bergetar dan terputus-putus,
“maksud Bapak sudah waktunya untuk menikah, Bapak minta izin, karena Bapak ingin menikahkan dia dengan seorang Dosen PTIQ, Bapak do’akan Randi cepat selesai kuliahnya, dan jadi orang sukses”.
Aku seperti di hantam badai, aku hanya bisa terdiam, sekujur tubuhku menjadi lemas, pikiranku kosong, bagiku makna cinta hanya satu, yaitu penderitaan, kata orang cinta memang tidak harus memiliki, tapi buat apa mencinta kalau begitu, buat apa pengorbananku selama ini, cinta memang indah, dan pernah membawa kita ke tempat tertinggi, dan ketika kita terjatuh, sakit sekali, dan sakitnya membuat kita tidak bisa berjalan seperti dulu.
Sore .. ini kutermenung mencoba memunguti jejak-jejak bodoh
Mengingatmu pilu ..
Tahukah kau .. saat kau berselimut mimpi ..
Ada igauan panjang memanggil namamu, rindu membawaku tuk mengingatmu..
Tapi.. bidadari tak mengepakkan sayapnya dihatimu ..
Kau tahu.. sekarang hatiku menangis,
Mengingatmu perih ..
Aku disini sendiri meratapi bangunan kepalsuan yg kau bangun ..
Sambil memandangi gerimis..yg turun perlahan ..
Di sore ini saat kau dustakan cinta..
Saat bidadari kecil berhenti mengepakkan sayapnya ..

0 Responses to “”

Post a Comment



© 2006 cerpen | Blogger Templates by GeckoandFly.
No part of the content or the blog may be reproduced without prior written permission.
Learn how to make money online | First Aid and Health Information at Medical Health